JIMMY CAHYADI JOURNAL'S
Komunitas Diskusi dan Riset Dunia Perikanan Kelautan
Selasa, September 24, 2024
Sabtu, Mei 14, 2022
Pelatihan Sistem Jaminan Produk Halal (LPPOM - MUI) Kalimantan Utara 2022
Assalamualaikum wr wb. di infokan berkenaan dgn persyaratan pengusulan dokumen halal. LPPOM Kaltara melaksanakan pelatihan sistem halal akan dilaksanakan selasa depan 17 Mei 2022 di kantor MPP Kota Tarakan (depan pom bensin mulawarman). di lantai 2 pada jam 8.30-16.00 WITE.
Kesempatan IKM berpartisipasi dan langsung praktek penyusunan dokumen SJPH - BPJPH 2022.
Senin, Maret 28, 2022
Rabu, Oktober 28, 2020
Pelatihan Kompetensi Perikanan Budiaya Melalui kegiatan #Manajemen dan Teknologi Pembuatan Pakan Ikan
Silahkan liat Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Lokal semoga bermanfaat, berikan komentar, like dan share. Terima kasih
Rabu, September 02, 2020
Kamis, April 23, 2020
Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan (parasite and fish disease)
ISBN. 976-602-53663-0-7
Jimmy Cahyadi, Gloria Ikan Satriani, Ery Gusman, Encik Weliyadi
Selasa, November 26, 2019
Jumat, Agustus 31, 2018
Download aplikasi baru laporan BKD-LKD 2017
Senin, Agustus 27, 2018
Semnaskan FPIK UNDANA, Kupang 14 Oktober 2017 (Proceedings ISBN 978-602-96671-0-3)
FRUIT FOR INHIBITING Vibrio harveyii IN VITRO
Gloria Ika Satriani, Jimmy Cahyadi, Ery Gusman, Eka Nur Juliana 1)
https://drive.google.com/open?id=1dOpQlup7XTvMx-vNuaszeeFVVyWkcTvf https://drive.google.com/open?id=1dOpQlup7XTvMx-vNuaszeeFVVyWkcTvf
Minggu, Agustus 26, 2018
Seminar Nasional SALING DIDIK 4 (Prosiding Volume 2 Tahun 2017) ISSN:2548-9615
Selasa, November 28, 2017
Bahan Ajar Univ. Borneo Tarakan
atau dapat di unduh disini :
Modul praktikum Manajemen Budidaya payau dan laut
Bahan Ajar Statistik pertemuan 1 dan 2_MP4 videofile
Bahan Ajar Statistik pertemuan 1 dan 2_flipBook
Jumat, Agustus 05, 2016
Lokasi Penelitian Aliran Sungai Kota Tarakan bagi Budidaya Air Tawar 2015
Senin, Agustus 27, 2012
Sabtu, Desember 06, 2008
KARAKTERISASI BAKTERI Vibrio sp PADA BENUR UDANG WINDU
KARAKTERISASI BAKTERI Vibrio sp PADA BENUR UDANG WINDU
(Penaeus monodon F) DI HATCHERY KOTA TARAKAN
Jimmy Cahyadi
Penelitian ini bertujuan melihat karakterisasi bakteri vibrio sp pada benur udang windu (Penaeus monodon F) di hatchery Kota Tarakan. Sampel penelitian diambil pada 5 hatchery yang ada di Kota Tarakan. Sampel penelitian diambil sebanyak 1 % pada setiap fase Naupli, Zoea, Mysis, dan Post larva benur udang windu. Pengamatan penelitian dibagi menjadi dua yaitu di Lapangan meliputi Pengamatan Gejala klinis Pengamatan Patologi Anatomi Isolasi Bakteri dan di Laboratorium meliputi Isolasi, pewarnaan, kultivasi, dan beberapa uji lanjutan karakterisasi
Hasil Penelitian menunjukan tidak ditemukan karakter jenis bakteri Vibrio sp pada fase Naupli, Zoea, Mysis, dan Post larva udang windu (Penaeus monodon F) di 5 hatchery yang ada di Kota Tarakan.
Kata Kunci : Karakterisasi, Bakteri Vibrio sp, Udang Windu
KARAKTERISASI BAKTERI Vibrio sp PADA BENUR UDANG WINDU
(Penaeus monodon F) DI HATCHERY KOTA TARAKAN
Jimmy Cahyadi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat karakterisasi bakteri vibrio sp pada benur udang windu (Penaeus monodon F) di hatchery Kota Tarakan. Sampel penelitian diambil pada 5 hatchery yang ada di Kota Tarakan. Sampel penelitian diambil sebanyak 1 % pada setiap fase Naupli, Zoea, Mysis, dan Post larva benur udang windu. Pengamatan penelitian dibagi menjadi dua yaitu di Lapangan meliputi Pengamatan Gejala klinis Pengamatan Patologi Anatomi Isolasi Bakteri dan di Laboratorium meliputi Isolasi, pewarnaan, kultivasi, dan beberapa uji lanjutan karakterisasi
Hasil Penelitian menunjukan tidak ditemukan karakter jenis bakteri Vibrio sp pada fase Naupli, Zoea, Mysis, dan Post larva udang windu (Penaeus monodon F) di 5 hatchery yang ada di Kota Tarakan.
Kata Kunci : Karakterisasi, Bakteri Vibrio sp, Udang Windu
DISTRIBUSI TAMBAK KOTA TARAKAN
BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT-TM
Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan FPIK Universitas
Jl. Amal Lama No.1, Gedung E, Kota Tarakan, Kaltim. Telp (0551) 5507023
Email : jimmy_lova2006@yahoo.com
jim.borneo@gmail.com
Pulau Tarakan yang menurut geografis terletak antara 3o14’ - 3o25’ Lintang Utara dan 117o38’ Bujur Timur dengan luas wilayah mencapai 657,33 km2 yang terdiri dari daratan seluas 250,80 km2 (38,15%) dan lautan seluas 406,53 km2 (61,85%). Sedangkan menurut administrasi Pulau Tarakan terletak di bagian utara Kalimantan Timur yang berdekatan dengan Negara
Kondisi tersebut di atas menjadikan Kota Tarakan memiliki kedudukan yang sangat penting dan strategis baik dalam lingkup propinsi, nasional, maupun internasional. Kondisi ini pulalah yang menjadikan Kota Tarakan menjadi
Masalah tersebut harus menjadi kajian utama dan prioritas dalam strategi pengelolaan wilayah pesisir, dimana apabila masalah tersebut dibiarkan atau dikelola dengan tidak bijaksana, maka bukan mustahil kekayaan hayati yang dulunya menjadi suatu kebanggaan akan menjadi cerita pengantar tidur bagi anak cucu kita nantinya.
Hingga saat ini, penambahan luas lahan tambak dengan mengkonversi lahan mangrove sudah pada tingkat yang sangat kritis, dimana perbandingan antara luas lahan tambak yang dibuka dengan lahan mangrove yang tersisa sangat jauh. Hal ini diperparah dengan semakin besarnya pula kebutuhan lahan permukiman penduduk. Pertambahan jumlah penduduk dengan permukimannya secara otomatis juga menambah beban pada lingkungan, khususnya buangan limbah domestik.
Kondisi yang telah berada pada titik kritis ini tentu saja memerlukan penanganan dan pengelolaan yang tepat, dimana dengan pengelolaan dan manajemen yang tepat, maka akan menambah umur dari kesuburan lingkungan, khususnya Pulau Tarakan. Pengelolaan yang dimaksud adalah tata letak penggunaan lahan (land use) yang tepat dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya local, serta tinjauan ekologis yang berkelanjutan.
Strategis pengelolaan wilayah pesisir haruslah meliputi langkah-langkah yang tersistematika dengan baik, dimana sebagai langkah awal yang harus dilakukan ialah dengan menginventarisir luasan dan sebaran tambak yang telah ada sekarang, kemudian selanjutnya ditentukan bentuk penanganan dan pengolahan lahan yang terbaik berdasarkan kaidah-kaidah konservasi dan kontinuitas.
Namun yang menjadi kendala dalam upaya inventarisir tambak secara manual ialah waktu yang lama dibutuhkan dalam menghitung luasan serta akurasi distribusi tambak yang kurang tepat. Kendala ini diperparah dengan banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk menangani kegiatan inventarisir tersebut.
Teknologi alternative penginderaan jauh (remote sensing) mampu meminimalisir kendala tersebut di atas. Dengan langkah interpretasi citra yang menampilkan warna semu sebagai refleksi dari fenomena alam yang ditangkap, maka distribusi tambak tersebut dapat ditentukan dan digambarkan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh optik seperti citra satelit landsat TM sangat menunjang kegiatan ini. Obyek tambak dengan pola khusus serta kandungan substrat lumpur yang khas memberikan kenampakan pada citra yang sangat kontras, spesifik, dan mudah dikenali serta mudah dibedakan dengan obyek hutan mangrove, darat maupun obyek-obyek liputan lahan yang lain.